Pesantren berwawasan global merupakan sebuah konsep pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan dalam proses pembelajaran. Pesantren ini tidak hanya fokus pada aspek keagamaan saja, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai keberagaman dan kerjasama lintas budaya.
Menurut KH. Hasyim Muzadi, seorang ulama ternama di Indonesia, pesantren berwawasan global merupakan sebuah strategi pendidikan yang dapat menjembatani kesenjangan antara tradisi dan modernitas. Dalam sebuah wawancara, beliau menyatakan bahwa “Pesantren berwawasan global bukanlah sekadar mengejar perkembangan teknologi, tetapi juga mengajarkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.”
Dalam konteks pendidikan berbasis kemanusiaan, pesantren berwawasan global juga menekankan pentingnya mengembangkan sikap empati dan kepedulian terhadap sesama. Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar pendidikan Islam di Indonesia, “Pendidikan berbasis kemanusiaan di pesantren dapat menjadi landasan kuat dalam membentuk karakter yang berakhlak mulia dan peduli terhadap lingkungan sekitar.”
Untuk mewujudkan pesantren berwawasan global, diperlukan strategi pendidikan yang holistik dan komprehensif. Menurut Dr. Komaruddin Hidayat, seorang akademisi yang banyak meneliti tentang pesantren di Indonesia, “Pendidikan di pesantren harus mampu mengkombinasikan antara tradisi keislaman lokal dengan nilai-nilai universal yang relevan dengan perkembangan global saat ini.”
Selain itu, peran pengajar dan kepala pesantren juga sangat penting dalam implementasi konsep pesantren berwawasan global. Menurut Ust. Arifin Ilham, seorang pendakwah terkemuka di Indonesia, “Pengajar di pesantren harus mampu menjadi teladan yang baik bagi para santri, serta mampu menginspirasi mereka untuk menjadi agen perubahan yang positif dalam masyarakat.”
Dengan menerapkan konsep pesantren berwawasan global, diharapkan pesantren dapat menjadi lembaga pendidikan yang mampu menghasilkan generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan memiliki kepedulian terhadap sesama. Sehingga, pesantren tidak hanya menjadi tempat pembelajaran agama, tetapi juga menjadi pusat pengembangan kemanusiaan yang berkelanjutan.