Menyelami Kearifan Lokal dalam Kajian Kitab Kuning di Indonesia memang merupakan hal yang menarik untuk dijelajahi. Kitab kuning sendiri merupakan warisan kebudayaan yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia. Di dalamnya terdapat berbagai nilai dan ajaran yang telah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.
Dalam menjalani kajian terhadap kitab kuning, penting bagi kita untuk memahami dan menghargai kearifan lokal yang terkandung di dalamnya. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Amin Abdullah, seorang pakar studi Islam di Indonesia, “Kita tidak boleh melupakan akar budaya kita sendiri. Kitab kuning merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang harus dijaga dan dilestarikan.”
Dalam proses menyelami kearifan lokal dalam kajian kitab kuning, kita juga dapat belajar banyak hal dari para ulama dan tokoh agama yang telah mengabdikan hidup mereka untuk mempelajari dan mengajarkan kitab kuning. Seperti yang dikatakan oleh Prof. Dr. KH. M. Quraish Shihab, “Kitab kuning adalah sumber ilmu yang sangat berharga bagi umat Islam. Di dalamnya terdapat berbagai hikmah dan petunjuk hidup yang dapat membimbing kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.”
Namun, dalam menggali kearifan lokal dalam kajian kitab kuning, kita juga perlu berhati-hati agar tidak terjebak dalam pemahaman yang sempit dan dogmatis. Seperti yang diungkapkan oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra, “Kita perlu memahami kitab kuning secara kritis dan kontekstual, agar dapat mengambil hikmah dan nilai-nilai yang relevan dengan zaman sekarang.”
Dengan demikian, menjelajahi kearifan lokal dalam kajian kitab kuning di Indonesia bukan hanya sekedar memahami teks-teks klasik, namun juga merupakan upaya untuk memahami dan menghargai warisan budaya dan spiritual yang telah ada sejak zaman dahulu. Kitab kuning bukan hanya sebuah kitab, melainkan juga sebuah jendela ke dalam kearifan lokal yang kaya dan mendalam.